MEDAN – Pengakuan Zakky Shahri dipaksa Prabowo Subianto menjabat Ketua DPRD Deliserdang, menuai kritikan. Zakky dianggap telah mengerdilkan wibawa Prabowo sebagai tokoh bangsa.
“Pengakuan Zakky menjabat Ketua DPRD Deliserdang karena dipaksa Prabowo Subianto, tidak layak diungkapkan di forum sidang paripurna. Pengakuan dipaksa itu telah mengerdilkan wibawa Prabowo Subianto sebagai Presiden RI, sebagai tokoh nasional dan sebagai tokoh bangsa,” ucap akademisi Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia (UPMI) Medan, Prof Dr Zulfirman SH MH menjawab wartawan, Senin (18/11/2024).
Zulfirman menduga ada indikasi Zakky memegang jabatan dengan menggunakan nama Prabowo untuk menjadi ketua DPRD Deliserdang. Dan terindikasi juga pernyataan itu untuk mengintimidasi yang lainnya.
“Ungkapan dipaksa itu bahasa terselubung. Bisa terindikasi menakut-nakuti anggota dewan, dan untuk mengeleminir kader-kader Partai Gerindra yang terbaik,” tuturnya.
Menurutnya, menjadi ketua DPRD itu merupakan usulan partai. Hal ini sesuai UU No 17/2014 yang telah beberapa kali diubah terakhir UU No 17/2014.
“Bersedia karena dipaksa, bukti kalau dia itu ABS (Asal Bapak Senang-red). Tak layak jadi pemimpin, apalagi Ketua DPRD,” sebut Zulfirman yang juga Guru Besar Hukum UISU tersebut sembari berharap Prabowo Subianto dapat mengevaluasi Zakky Shahri.
Zulfirman juga mengingatkan bahwa anggota DPRD segera menyadari bahwa kewenangan mereka berasal dari rakyat, bukan dari partainya. Oleh karenanya, saat menjabat menjadi anggota DPRD bekerjalah untuk kepentingan rakyat, dengan mengenyampingkan kepentingan pribadi, golongan, partai atau kelompok.
Sebelumnya, Relawan Prabowo Gibran (Pariban) menyayangkan dan mengecam pernyataan Zakky Shahri yang dinilai telah dengan sengaja mempermalukan Presiden Prabowo Subianto di depan umum. Pasalnya, Zakky dalam rapat paripurna mengaku dipaksa Prabowo menjadi Ketua DPRD Deliserdang.
“Sungguh sangat disayangkan. Pernyataannya di rapat paripurna itu secara tak langsung mempermalukan Pak Prabowo yang seolah olah telah memaksanya. Karena itu, kita meminta Pak Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra untuk segera mengevaluasi Zakky Shahri,” ucap Ketua Relawan Pariban Sumatera Utara, Zainul Arifin Siregar didampingi Ketua Pariban Deliserdang Sutarno dan Sekretaris Pariban Deliserdang Kamariyah Dalimunthe serta pengurus lainnya, Jumat (15/11/2024).
Menurut Zainul, sosok Prabowo Subianto bukanlah tipe pemimpin yang suka memaksakan kehendak, tetapi lebih bersifat mengayomi.
“Pak Prabowo itu bapak bangsa. Pemimpin negeri ini. Mustahil rasanya sekelas Pak Prabowo memaksa Zakky Shahri agar mau menjabat Ketua DPRD Deliserdang. Nanti ucapan Zakky di paripurna itu hanya sebuah kepongahan saja, yang seakan-akan tanpa dirinya Partai Gerindra tidak punya sosok yang layak menjadi pimpinan di DPRD Deliserdang. Apapun alasannya, ucapan Zakky di rapat paripurna itu dinilai sebagai sikap mempermalukan Pak Prabowo di depan umum,” tuturnya.
Zainul berharap kepada Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Partai Gerindra segera mengevaluasi Zakky Shahri dari jabatan Ketua DPRD Deliserdang.
“Tak elok kalau memimpin lembaga legislatif karena terpaksa atau dipaksa, hasilnya nanti bisa negatif. Sebagai partai besar, Gerindra sebaiknya tidak menempatkan kader yang bekerja karena terpaksa atau dipaksa. Kita tak ingin Pak Prabowo terkena imbas negatif dari sikap Zakky yang terpaksa memimpin DPRD Deliserdang. Sebaiknya segera dievaluasi! Masih banyak kader Gerindra yang memiliki kemampuan lebih dari Zakky,” tukasnya.
Seperti diberitakan sejumlah media massa, Zakky Shahri saat memberi sambutan dalam rapat paripurna peresmian/pengangkatan dan pengambilan sumpah janji pimpinan DPRD Deliserdang, Rabu (13/11/2024), mengaku sudah sempat menolak jabatan Ketua DPRD Deliserdang tetapi Prabowo memaksanya.
“Semua pimpinan berganti cuma saya yang gak berganti. Tidak enak juga rasanya, kemarin saya sudah sempat tolak jabatan ini, tapi Pak Prabowo maksa saya,” katanya. (Red)